Lalu aku coba memperbaiki diri. Coba berpikir positif dan melakukan hal-hal yang membuat diriku juga baik. Tapi tetap saja, tetiba air mataku jatuh lagi. Sempat berpikir, aku harus pergi ke rumah sakit untuk mengeceknya. Tapi nyatanya aku keburu pergi ke kkn. Ya akhirnya sampai di tempat kkn, air mataku ttp berjatuhan. Sudahlah.. ku harap ini akan baik-baik saja.
Selalu berpikir positiv..
Tetiba dalam jangka waktu dekat ini, ku dihadiri kebahagiaan. Ya kukira aku bahagia, tapi nyatanya seperti membawa kesedihan. Aku seperti mengejar kesedihan, bukan meniggalkannya. Aku bodoh.. sangat bodoh. Sampai yg kau kejar sudah berkata dia sedang mengejar yang lain, kau tetap saja masih bertahan? *tanya aku kepada hatiku*
Tapi hatiku menjawab *aku tak mengejarnya, bahkan aku tak bertahan atas apa yg membuat dirimu sedih wahai ragaku. Tapi aku pun tak tahu juga, kenapa aku masih bersamanya" Jawab hatiku..
Batinku menjerit "aku sakitt" hingga mataku mengeluarkan airmatanya. Ragaku berkata "sudahlah. Hatimu mulai patah sejak dulu, namun kau masih mau bertahan?" Tanya raga pada hatinya..
Hatipun tak menjawab. Dia hanya bisa berdoa pada sang pencipta. KarenaNya, rasa ini ada dan karenaNya rasa ini bisa hilang.
Aku seperti punya keluarga dalam tubuhku. Yang mencoba agar diri seorang elda aini tetap bahagia dan tertawa dalam hidupnya. Mereka yang bekerja untuk kebahagiaanku dan aku yang merasakannya. Aku bersyukur masih ada yang memahami diriku. Walau kadang tak sejalan dengan apa yang aku inginkan.
Kali ini hatiku benar-benar patah. Kucoba bangkitkan untuk tidak semakin patah agar kau tetap kokoh. Tapi tetap saja, air matamu tumpah..
Wahai sang Pemilik dunia dan seisinya, kuharap Kau bisa memberiku jalan terbaikMu. Hatiku sudah sangat hancur, sèperti bumi yang hancur atas izin PenciptaNya..